Minggu, 20 Desember 2009

December

Desember sudah memasuki tanggal 21 dan hampir tidak ada postingan untuk blog saya di bulan ini.hahaa...padahal bulan kemarin saya menulis "lumayan" banyak (setidaknya banyak menurut definisi saya).

anyway, desember ini saya banyak terhibur oleh diri saya sendiri. kecuali tugas akhir saya yang (masih) belum selesai juga, saya sedikit banyak merasa puas dengan diri saya. salah satunya adalah, cerpen saya dimuat di kompas.com. Cerpen?? Sounds weird?? to hell...i love fantasizing and write it into a story, menceritakan sesuatu tentang terorisme tapi dari sudut pandang yang berbeda. Jika kalian suka membaca cerpen dan tertarik membaca cerpen saya silahkan copy link ini ke new tab:

http://oase.kompas.com/read/xml/2009/12/11/02185482/hitam.dan.putih.pada.akhirnya.hanyalah.abu-abu

satu hal lagi, akhirnya saya berhasil menyelesaikan web majalah saya (yeaahh!!!). sebenarnya ini adalah proyek iseng dengan teman saya. setelah sebelumnya sempat putus asa karena keterbatasan sumber daya, akhirnya kami memutuskan untuk mempublish saja. toh tidak ada ruginya juga kan. sedikit saya jelaskan, Urzine adalah majalah berbasis web yang berisikan bermacam-macam artikel yang saya dan teman saya tulis sendiri. Kalian bisa mengunjungi situs ini www.urzine.net

dan ini official video teaser web urzine (saya upload lewat youtube) :

Senin, 23 November 2009

what really god gave to us...

God : Let me ask you something... If someone prays for patience, you think God gives them patience? Or does he give them the opportunity to be patient?
If he prayed for courage, does God give him courage, or does he give him opportunities to be courageous?
If someone prayed for the family to be closer, do you think God zaps them with warm fuzzy feelings, or does he give them opportunities to love each other?


memorable quotes from the movie Evan Almighty (2007)

pikirkan saja sendiri artinya...

stop dreaming = stop your life

Bangun siang, tidur pagi….bangun siang lagi, tidur pagi lagi…beginilah hidup saya saat ini. Belum punya pekerjaan, tugas akhir masih berantakan, F**k, ingin rasanya saya teriak kencang-kencang tentang nasib saya ini. Teriak kepada siapa? Tuhan? Sepertinya Ia tidak salah…saya ingin teriak pada diri saya sendiri. Saya sudah muak dengan kehidupan seperti ini. Meskipun harus disukuri, untuk hidup sehari-hari saya masih menumpang dengan orang tua. saya tidak tahu harus bersyukur atau malu pada diri saya. Entahlah…
Curhat lagi, saya tidak peduli… Saya hanya ingin berubah, berubah seperti apa, saya juga tidak tahu…berubah ke arah yang lebih baik?? sampai saat ini saya tidak tahu hal “baik” untuk saya itu seperti apa. Yang pasti saya ingin cepat-cepat menyelesaikan kuliah saya, mendapatkan pekerjaan dan hidup mapan. Ya…mapan, persetanlah dengan orang-orang yang menganut anti-kemapanan, saya ingin punya pekerjaan yang saya sukai, lagipula saya juga tidak terlalu mengerti dengan ideologi-ideologi seperti itu.
Saya seperti lupa bagaimana caranya berkenalan dengan orang baru…I don’t know why, but I felt like I can’t make another new friends. Sucks huh…Saya benci dengan sebagian diri saya yang bangga karena mengidolakan Kurt Cobain, yang notabene digembar gemborkan sebagai sosok penyendiri. Kalau bisa diulang, mungkin semasa SMA dulu saya pasti akan mengidolakan sosok yang lebih periang. Apa contohnya yah…mmm… boyband, rapper, hip-hop with bling-bling??? (Iyyucckksss…..). saya berubah pikiran, saya bersyukur mengidolakan kurt cobain.^^
Mungkin bagi sebagian orang-orang diluar sana, masa yang saya alami ini pernah mereka lalui. Bosan dengan kehidupannya. Semua yang diimpikannya tidak berjalan mulus. Ya...saya punya mimpi…saya punya berjuta-juta mimpi dalam hidup saya. Saya tidak takut untuk bermimpi, karena memang menyenangkan. Saya sering bermimpi, seandainya saya punya band rock yang hebat…saya sering bermimpi tentang bagaimana saya menjadi penulis buku lalu menulis cerita yang luar biasa, saya sering bermimpi tentang kehidupan yang menyenangkan nanti dimasa depan. Punya rumah mewah, pekerjaan menyenangkan, have a lot of kids, lot of money dan lain-lain lah. Dan harus saya akui, beberapa mimpi tersebut sudah saya lepas begitu saja. Saya sudah tidak berada di band manapun sejak setaun terakhir. Gitar saya sudah menjadi pajangan berdebu dikamar saya. Kalau kata teman-teman saya, saya sudah membunuh mimpi. Saya sendiri tidak bisa membedakan batas antara mimpi dan realita. Banyak orang mengatakan kalau bermain music rock di Negara ini tidak akan pernah sukses. Lagian siapa juga yang mau mendengar orang teriak-teriak. Dan bodohnya saya percaya dengan doktrin-doktrin seperti itu.
Lalu mungkin nanti saya juga harus melepas mimpi-mimpi saya yang lainnya karena terbentur masalah “realita”. Ahhh bulls**t…sekarang saya mengerti kenapa mereka sering bertanya “so tell me the reality is better than the dream….”.
Tapi tunggu, sepertinya ada yang salah dengan postingan ini, saya berbicara seolah-olah saya akan meninggal besok. Saya berbicara seperti seakan-akan umur saya sudah kepala 5, yang harus banyak berdoa supaya lebih dekat dengan Tuhan.
saya tidak setua itu untuk menulis smua hal ini. I’m only 22, and I’m much too young to let my dream killed by“the reality”. Mungkin nanti jika saya sudah kepala 4 dan semua yang saya cita-citakan tidak terwujud juga. Baru saya kembali meneruskan postingan ini.
Baiklah, cukup sudah dengan semua keluhan saya. Ahh..bodohnya saya menulis ini. Mmm…oke…saya akan mulai kembali menyelesaikan tugas akhir saya, entah bagaimana hasilnya nanti. at least I tried…kemudian saya juga akan mulai membuat riff2 gitar lagi. Entah nantinya saya akan mempunyai band terkenal atau tidak. Saya juga akan mulai membuat satu cerita yang (menurut saya) hebat. Entah nantinya saya bisa menjadi sehebat penulis-penulis diluar sana atau tidak. Dan saya akan terus bermimpi….
But hey….sepertinya saya baru menyadari, bermimpi sambil melakukan ternyata jauh menyenangkan. Entah bagaimana hasilnya nanti, saya tidak peduli. Sepertinya “proses” menuju itu semua jauh lebih menyenangkan.

Kamis, 12 November 2009

When religion ruin our world!!!!

saya mengambil judul lagu dari Jakarta post-hardcore Band, Killed By butterfly untuk postingan ini. tidak terlalu mengerti sih sebenarnya sama liriknya. saya hanya menganggap judul ini cocok dengan postingan ini.
tidak ada alasan khusus sebenarnya, kenapa saya tiba-tiba membicarakan agama, saya hanya bosan dengan ceramah2 yang saya dengar setiap hari tentang bagaimana mereka menganggap agamanya yang paling benar. maaf kalau SARA, saya tidak bermaksud kesitu kok.
Didalam kitab yang saya anut (sebut saja agama A) menyebutkan kalau agama A sudah ditakdirkan menjadi musuh abadi agama B. saya belum pernah membaca langsung memang, saya hanya mendengar dari diskusi2.
saya juga pernah berdiskusi dengan seorang teman saya yang sibuk menjabarkan kekurangan-kekurangan agama lain. dan merasa hanya orang-orang yang menganut agamanyalah yang akan mendapatkan ampunan di kehidupan setelah mati nantinya. teman saya itu sepertinya paham sekali jika disuruh menjabarkan kekurangan2 dan (mungkin_ kebohongan agama lain, padahal sehari sebelumya, saya ingat betul, ia sedang berada dalam keadaan tidak sadar akibat minuman beralkohol, yang notabene bertentangan dengan agama yang dianutnya.hahaaa...Idiot!!!!
baik, lupakan teman saya yang bodoh itu, saya hanya ingin mengeluarkan keluh kesal saya soal itu semua. tentang bagaimana saya didoktrin (secara tidak langsung memang) untuk membenci agama lain melalui ceramah-ceramah yang saya dengar. Surga hanya milik agama yang kami anut, pengampunan di hari akhir nanti hanya milik agama kami, agama lain hanyalah kebohongan, agama lain tidak akan mendapat surga dan bla..bla..blaaa...
saya bingung, kenapa bisa ada pemikiran seperti itu. Mungkin ini yang dipikirkan para teroris-teroris sialan itu. Apa memang Tuhan menakdirkan itu semua, Apa Tuhan memang sengaja melahirkan kita sebagai seorang yang berbeda agama untuk menciptakan perang, I don't think so..sepertinya, kitalah sebagai manusia yang tidak paham, karena sampai sekarang saya sendiri masih menganggap agama adalah sesuatu yang personal dan Pribadi. okelah, saya setuju dengan adanya diskusi2 ataupun ceramah soal agama. tapi kembali lagi, semua itu hanya untuk kebaikan DIRI KITA SENDIRI. egois??memang. saya egois. alasan saya berbuat baik selama ini adalah karena saya ingin Tuhan saya memberkati saya, itu saja. alasan saya beribadah, karena saya ingin diselamatkan dari siksa hari akhir nanti. itu kan inti agama sebenarnya.
namun kenyataannya, agama saya masih suka menganggap agamanya yang paling benar, tapi dengan cara menganggap surga hanya milik agamanya. s**t..!!! jadi bingung sendiri saya. begini, saya terlahir sebagai seorang yang menganut agama A, dan saya merasa benar dengan memeluk itu. sekarang, coba kita mengambil sudut pandang yang berbeda, Seandainya saja, saya dilahirkan sebagai agama B, bukankah saya juga akan menganggap agama B-lah yang menurut saya benar. Ingat, hanya sebatas "benar", bukan "yang paling benar".
pemikiran seperti itu yang mungkin seharusnya ditanamkan dalam hubungan antar umat beragama. karena saya masih percaya itu. dan akan terus percaya. dan jika nanti saya sudah tidak percaya dengan toleransi antar agama dan tiba-tiba menjadi orang yang radikal terhadap agama yang saya anut, orang pertama yang akan saya bunuh adalah guru PPKN. kenapa? karena dari kecil saya selalu belajar soal toleransi antar umat beragama darinya.hahaa...

Religion is flawed, only because man is flawed. (Angels and demons)

Minggu, 08 November 2009

Music...music...music...

Tiba-tiba saya ingin membicarakan diri saya sendiri di postingan ini, kalau sebelum2nya saya menjadi orang yang (sok) kritis melalui pandangan-pandangan saya terhadap berbagai hal, kali ini saya ingin menjadi orang yang lebih menceritakan dirinya sendiri. curhat??mungkin... toh semua orang suka bercerita tentang dirinya bukan. tapi saya tidak akan membicarakan soal bagaimana saya dilahirkan, seperti apa masa kecil saya, dengan cara yang bagaimana saya dibesarkan. saya tidak ingat itu semua. yang pasti, entah bagaimana caranya, saat ini saya merasa menjadi orang yang sedikit introvert dan anti-sosial, kalian tebak saja sendiri bagaimana saya dibesarkan.
anyway, mari kita bicara soal musik...kalian tentu juga senang dengan musik bukan? saya juga...musik itu seperti...sesuatu benda yang dimiliki secara personal, tapi dirasakan oleh hampir semua orang, yeah...even sometimes, i felt that music is more heal than any religion.hahaaa...forgive me God...but you're still the almighty one.
saya suka musik. saya besar dengan mendengarkan banyak musik. saya ingat pertama kali main band, saya memainkan smells like teen spiritnya nirvana, 4 simple chord with a millions spirit.hahaa....saya juga sempat tergila-gila dengan Jonathan davis-nya Korn. he's weird actually, but weird in a cool way. Saya ingat, dulu pernah mengumpulkan artikel-artikel korn dari bermacam majalah, yang saya tempelkan di binder saya.hahaa... saya juga sempat keracunan musik emo dan melodic semasa SMA, dan saya tidak tahu kenapa sekarang emo menjadi aliran yang tabu untuk dibicarakaan. kalau yang saya perhatikan, band-band yang dulu mengaku emo, tiba-tiba di myspace-nya, mengganti jenis alirannya menjadi metal, metalcore, experimental thrash, or whatever...saya pribadi mengakui sampai saat ini masih suka mendengarkan letters to you-nya finch, taking back sunday, jimmy eat world. ah, jadi terdengar sok tau. tapi saya tidak sefanatik itu kok terhadap satu aliran.
Memasuki masa kuliah, saya mulai mengenal metal lebih jauh. meskipun dari dulu saya ngefans dengan james hetfield dan metallica-nya. masa kuliah mengenalkan saya pada band-band metal baru seperti KSE, AILD, protest the hero, trivium, dll. band terakhir yang saya sebutkan menjadi idola saya saat ini. dan jika ditanya, kenapa saya tidak konsisten terhadap satu aliran musik, kenapa saya sering bergonta-ganti idola dari masa ke masa. yah...musik tetaplah musik pada akhirnya. bukan sesuatu yang suci. musik bukanlah agama yang harus di sakralkan. kita tidak perlu setia dan menyembah satu aliran musik tertentu. toh para pemusik juga bukanlah nabi, mereka hanya manusia biasa, sama seperti kita. tidak ada yang special dari mereka kecuali, mereka mampu membuat musik yang hebat.
hahh...apa yang sedang saya bicarakan sebenarnya. sudahlah...saya lelah...intinya adalah...setidaknya 30 menit saya sudah terbuang dengan menulis postingan ini, dan saya harus memikirkan apa yang akan saya lakukan selanjutnya untuk membunuh waktu saya. menulis lagi...i don't know, tapi facebook sepertinya lebih menggoda. baiklah, izinkan saya me-log in dulu.Hahaaa

Sabtu, 07 November 2009

mass media is such a serial killer...

Tadi siang, saya baru saja menyaksikan Infotainment di R**I, yang mempunyai moto setajam si**t. yeah another sucks program with annoying presenter...tiba-tiba saya terpikir kalau media massa ternyata mempunyai daya bunuh yang luar biasa. silahkan kalau tidak setuju. tunggu sampai kalian membaca postingan ini. atau memang kalian sudah berfikir dari dulu dan mungkin memang saya yang telat menyadarinya. whatever...
disitu diberitakan tentang kiamat tahun 2012. Waww...mengerikan bukan...tapi apa yang sebenarnya benar-benar mengerikan?? apakah kiamat yang (mungkin) akan benar-benar terjadi tahun 2012, atau media massa itu sendiri. membingungkan yah...
begini... sebelumnya, apakah kalian percaya dengan salah satu fungsi media massa yang memberikan informasi secara akurat, aktual, faktual, dan lainnya?? saya tidak... lalu apakah kalian percaya dengan "sifat" media massa yang diharuskan untuk bersifat seimbang, impartial, tidak memihak??? Hufhh...saya sama sekali tidak...
Saya teringat kalimat dari matthew farrel seorang hacker dari film die hard 4.0 (saya lupa kata-katanya) yang intinya mengatakan "berita beserta iklan-iklannya mempunyai fungsi tidak lain hanyalah menciptakan ketakutan manusia".
kita mungkin tidak menyadarinya. karena memang media massa selalu terlihat menarik bukan??? tapi begini, contoh gampang dan sederhananya, lihat saja iklan obat jerawat, hanya karena satu jerawat lantas kita menjadi takut keluar rumah dan merasa menjadi orang paling jelek sedunia. lihat juga iklan pemutih kulit, yang seolah-olah mengatakan "kamu tidak akan terlihat cantik jika kulit kamu tidak putih...". media massa dengan iklan-iklannya menciptakan definisi sendiri, jika kamu ingin cantik kamu harus mempunyai tubuh langsing, kulit putih, rambut panjang, dan bla..bla...bla..blaa....

sementara, kalian pernah tau, ada sebuah suku etnis minoritas di myanmar yang bernama suku kayan, mereka mendefinisikan cantik dengan memakai banyak gelang dilehernya. jadi semakin banyak gelang dan semakin panjang lehernya maka akan disebut semakin cantik. sementara jika kita melihatnya, apakah menurut kita mereka benar-benar cantik?? (admit it) nope...they are weird. dan kenapa kita berfikir meraka aneh?? because we consume a media.

lihat bagaimana tayangan-tayangan di berita kriminal yang mengekspose penjahat-penjahat, preman-preman bertato yang diberitakan tertangkap sehabis melakukan pembunuhan, pemerkosaan, perampokan dan lain-lain. sisi lainya, okelah...memang membuat kita waspada (thx to it) tapi apa kita benar-benar waspada, atau hanya menciptakan ketakutan dibenak kita?? karena sehabis menonton berita kriminal, entah kenapa tiba-tiba saya
merasa was-was melihat orang berbadan besar dan bertato duduk disebelah saya letika saya di bus.
kemudian, masih ingat dengan tragedi Ryan Jagal dan bocah (yang katanya) ajaib dari jombang?? dengan pemberitaan yang gila-gilaan dari media massa, apa yang terlintas di benak kita jika mengingat kota jombang??apakah yang terlintas di benak kita adalah sebuah kota yang dipenuhi pesantren2 dan kota santri?? bukan...Ryan sang penjagal dan ponari lah yg terlintas dibenak kita.
Dan kiamat 2012 yang menjadi isu internasional saat ini sedang ramai dibicarakan di berbagai media. mereka meminta pendapat dari berbagai paranormal (this one sucks) mengenai kejadian ini. mungkin kita bisa saja mengatakan tidak percaya dengan kiamat 2012. tapi dengan ekspose yang gila-gilaan dari media, tidakkah nanti, ketika mendekati bulan desember 2012 akan terjadi kepanikan dan (mungkin)clash antara orang yang mempercayainya dan yang tidak.
Saya sendiri termasuk orang yang tidak percaya kiamat akan terjadi di tahu 2012 karena perhitungan manusia, bisa saja mereka salah dan tidak jadi terjadi, atau bisa jadi lebih cepat. God Rules...

oke, secara keseluruhan, saya tidak membenci media, karena saya mengambil kuliah di jurusan media massa (saya tidak ingin kualat.hahaa...). Saya hanya berusaha melihat sisi lain dari media massa. karena apa yang saya dapatkan di bangku kuliah, tidak sepenuhnya sama dengan apa yang saya saksikan ditelevisi. terlepas dari kepentingan pemilik modal (saya benci membicarakan ini). Yahh...setidaknya...masih banyak hal menyenangkan lainnya dari sebuah mass media. Saya masih suka duduk berjam-jam melihat artis-artis cantik berpakaian seksi, berkulit putih di infotainment, saya senang ketika melihat dua tokoh politik berkelahi ketika sedang berdebat distasiun TV. so much fun huh...
Setelah membaca tulisan ini, apa kalian tiba-tiba merasa was-was dan ketakutan? wajar...karena saya hanya menulis blog, mempublikasikannya, and then i've become part of mass media now.^^

Senin, 02 November 2009

Antara Saya-Anda dan Gw-loe

Hahaaa...lucu sekali, entah kenapa tiba-tiba saya ingin menyebut diri saya sendiri dengan sebutan saya...yaaa..."saya", maksud saya, benar-benar "saya", bukan "Gw" seperti postingan2 sebelumnya. saya tidak mengerti kenapa ini saya lakukan. belakangan ini saya baru membaca beberapa kumpulan zine2 gratisan lama saya yang tersimpan rapat di gudang, yang entah bagaimana bisa muncul kembali di samping tempat tidur dan menemani saya menjelang tidur.
saya membaca kembali beberapa zine tersebut dan mereka menggunakan penyebutan "saya" untuk menyebut diri mereka sendiri, dan mereka terlihat lebih cool menggunakan penyebutan itu (menurut saya).hahaaa... saya juga tiba-tiba merasa lebih cerdas menggunakan penyebutan itu, dan mmmmm, kalau dipikir2, penyebutan kata "saya" sepertinya menjadi penyebutan yang paling universal dan tidak akan termakan oleh trend apapun. seperti "ane", "ente", "ogut" , "la'u" (this one is sucks), dan lain-lainlah pokoknya.
Dan baiklah, terhitung sejak postingan ini, saya akan menggunakan penyebutan kata saya dalam blog ini. dan jika beberapa hari lagi saya berubah pikiran dan muak membaca postingan ini, saya akan menghapusnya, dan kembali menggunakan kata "gw".Hahahaaa....

Sabtu, 10 Oktober 2009

L.A Lights Indiefest 2009 : with guest star, The Ataris...!!!!!



Pertama kali mendengar The Ataris akan jadi Guest star di L.A lights Indiefest 2009 regional jakarta ini gw nggak terlalu antusias pada awalnya, gw kecewa dengan album welcome the night mereka yang berubah menjadi Trip-hop or whatever, I don't really know. Tapi begitu mendengar harga tiket pre-sale yang dijual cuma Rp. 100.000,- gw langsung berubah pikiran. I've got nothing to lose (hahaa...). tapi ternyata pikiran gw salah, gw sama sekali nggak kecewa melihat penampilan The Ataris malam itu.

Umm...terlalu cepat kayanya kalau gw membahas performance the ataris, karena nggak bisa gw pungkiri, band-band lokal yang menjadi guest star juga tampil sangat hebat malam itu, apalagi rocket rockers dan pee wee gaskins yang tampil dengan format semacam battle band. (Sounds great huh...)

Okay, here goes the story, gw sampe di venue pukul 19.45, sempet menghabiskan waktu 15 menitan untuk muter-muter nyari temen gw. karena gw nggak apal denah venue (haha). akhirnya setelah bertemu temen gw, gw masuk venue sekitar pukul 20.00 (lupa waktu pastinya). gw ngeliat Raygun sedang tampil, band asal inggris yang (katanya) beraliran rock/soul/melodramatic popular song ini, bermain dengan sangat atraktif malam itu. Gw nggak terlalu memperhatikan penampilan mereka, karena gw sempat keluar venue sebentar untuk ke toilet.

Setelah Raygun tampil, giliran rocket rockers dan pee wee gaskins yang akan membakar panggung. khusus untuk L.A lights Indiefest 2009, mereka berdua tampil dengan format battle band (seperti yang gw bilang tadi). Oiya sebelumnya, L.A lights Indiefest 2009 mempunyai dua panggung untuk performance pengisi acara pada hari itu. dan untuk kedua band lokal ini, mereka tampil berbarengan di masing-masing panggung tersebut, rocket rockers di sebelah kiri dan pee wee gaskins di sebelah kanan. sempet ada kejadian lucu malam itu, pada saat MC menyebut nama rocket rockers, penonton menyambut dengan meriah. Tapi pada saat MC menyebut nama pee wee gaskins, penonton berteriak menyoraki dengan ejekan dan meng-huu-kan band asal jakarta tersebut. bahkan sekelompok anak2 dibelakang gw, neriakan kata (sory) Ngent*t dan lain-lain. yah, band yang menurut gw menjadi fenomena ini memang sangat dibenci oleh sebagian orang saat ini.
Setelah MC memanggil kedua band ini untuk perform, Rocket rockers langsung memulai set list mereka malam itu dengan lagu "episode ini". penonton mulai memanas dan ber-sing a long. selesai memainkan lagu "bangkit" yang menjadi lagu kedua mereka, panggung rocket rockers tertutup. dan panggung pee wee gaskins terbuka (dengan masih diiringi teiakan-teriakan bernada ejekan). Pee wee gaskin memulai panggung mereka dengan lagu "you throw the party....". Jujur, gw bukan fans mereka, i'm not a party dorks or something, tapi kalau dilihat-lihat performance mereka malam itu sangat bagus. mereka tampil dengan atraktif dan bersih. Sampai sekarang, gw nggak ngerti kenapa orang-orang begitu membenci band ini. they play a good song, a good perform, a good style (maybe), and i don't see any reason to hate them. dan pada saat mereka perform, gw melihat orang-orang yang tadi meneriakkan kata-kata ngent*t dibelakang gw , ikut bernyanyi sedikit-sedikit (hahahaa....now they really like a dumb).
panggung kemudian tertutup, dan berganti lagi ke panggung rocket rockers. begitu seterusnya. ditengah-tengah, muncul segerombolan cheerleader yang mengiringi rocket rockers dan pee wee gaskins. Pee wee gaskins menutup set list mereka dengan lagu "berdiri terinjak" feat. Ucay. kemudian rocket rockers juga menutup set-list mereka dengan lagu "terobsesi" feat dochi. di akhir perform mereka berdua muncul dengan seragam baseball (bener nggak yah..) dan menyanyikan lagu "we will rock you...". penampilan mereka berdua benar-benar hebat malam itu.

Selesai rocket rockers dan pee wee gaskins perform, dilanjutkan dengan Lenka, penyanyi berdarah australia yang multi-talented. sepanjang perform, lenka memainkan banyak alat musik, mulai dari keyboard sampai terompet. dan sepertinya ia mempunyai banyak fans di indonesia, karena banyak penonton yang ikut ber sing a long selama penyanyi cantik ini perform.

and the wait is over...


Akhirnya setelah menunggu berjam-jam, band yang gw tunggu malam itu naik ke atas panggung, yeah..the one and the only The Ataris. panggung langsung gelap, pada saat menunggu mereka perform, gw sempat dikagetkan oleh kejadian lucu, tiba-tiba Kris Roe muncul ke atas panggung untuk men-set instrumennya sendiri dengan dibantu beberapa kru. penonton berteriak histeris dan bersama-sama menyanyikan lagu "in this diary" yang diputar di playback video di big screen, sementara kris roe hanya melambaikan tangan dan tidak mengindahkan penonton yang berteriak histeris lalu asik men-set kembali instrumennya. Rockstar hebat mana yang mau men-set alatnya sendiri selain kris roe, and I think he did it with humility (hahaaa).
selesai men-set alatnya, panggung terbuka. mereka langsung membuka set malam itu dengan lagu "so long astoria", penonton semakin menggila dan ber sing a long. beberapa terlihat melakukan stage diving. kemudian dilanjutkan dengan "unopened letter to a world", sepertinya kris roe malam itu bermasalah dengan sound gitarnya, karena sempat beberapa kali ia menengok kebelakang panggung untuk meminta menaikkan volume suara kepada kru. dan memang sound gitarnya terdengar kecil sekali. The ataris tampil tidak dengan formasi penuh, mereka hanya tampil bertiga malam itu sehingga membuat panggung terasa sangat sepi. but who cares?? selama itu kris roe yang diatas panggung gw nggak peduli mau sound sebusuk apapun, gw akan menikmati konser meraka.Haha...
malam itu mereka banyak memainkan lagu-lagu lama mereka seperti "in this diary", "the boys of summer", "take off and landings" dan "san dimas...". Penonton juga sepertinya sudah hapal dengan lagu-lagu lama mereka, hampir disetiap lagu selalu diiringi dengan koor membahana dari penonton. dan kalau gw nggak salah, mereka sama sekali nggak memainkan lagu dari album "welcome the night" yang gw benci itu (thx God...hahaa), hanya saja mereka menyelipkan satu lagu baru untuk album mereka selanjutnya.
Kris roe sempat membicarakan soal album barunya yang akan dirilis tahun depan, dan ia berjanji akan datang kejakarta lagi. performance mereka malam itu di akhiri dengan "your boyfriends sucks", kris roe meminta penonton membuat circle pit, yang langsung dilakukan oleh penonton. selesai memainkan lagu tersebut, The ataris turun panggung dan mengucapkan terima kasih. penonton berteriak "We want more...We want more...", namun konser memang harus berakhir malam itu. sayang mereka nggak membawakan "the saddest song" dan lagu favorit gw "the hero dies in this one" malam itu.
Tapi gw sendiri sangat puas melihat penampilan The ataris malam itu. agak kecewa dengan sound gitarnya yang kecil, tapi secara keseluruhan gw sangat menikmati meeka perform.
Terima kasih kepada L.A lights yang sudah mendatangkan The Ataris, semoga tahun depan L.a lights indiefest mendatangkan guest star yang lebih keren lagi.
cheers...


"I'd drive you to Jakarta and do the things you wanna do" Kris Roe, Jakarta

Sabtu, 05 September 2009

Our mind is the biggest thing in the universe....

Dengan pikiran kita bisa MEMBESARKAN keberadaan-NYA
dan dengan pikiran juga kita bisa MENGECILKAN atau bahkan MENIADAKAN keberadaan-NYA

-=Iris=-

Jumat, 04 September 2009

Mari beramai-ramai teriakan : MALINGSIA....!!! (Bentuk Nasionalisme menuju Kehancuran)


MALINGSIA...!!!!, MALAYS**T....!!!
Yeah, kata-kata yang belakangan ini sering sekali kita dengar dimana2. Di salah satu situs jejaring sosial sperti Facebook, Orang-orang (atau setidaknya teman2 gw) sibuk mengupdate status dengan kata-kata ini. Forum-forum diskusi banyak yang membahas masalah peng-klaiman yang dilakukan Malaysia terhadap budaya Indonesia. Lalu apa hubungannya Teriakan2 itu (baca : Malingsia or whatever..) dengan sebuah Nasionalisme???
Gw pernah diskusi dengan Salah satu teman gw, dan dia mengatakan sedih dengan kondisi seperti ini, kenapa masyarakat Indonesia (terutama di forum2) tidak bisa berdebat dengan baik. Karena seperti yang kita tahu, Pengguna Internet dari malaysia dan Indonesia sering kali beradu argumen soal pengklaiman ini diforum-forum Internet. Mereka saling membela mati-matian Negaranya masing-masing. Terdengar sangat nasionalis bukan??
Tapi sesungguhnya apa yang terjadi diforum-forum tersebut (menurut gw) bukanlah bentuk nasionalisme...Mereka bukan saling membela negara yang mereka tinggali, tetapi mungkin kata "saling menjatuhkan" lebih tepat gw gunakan. Sangat sedikit dari mereka yang benar-benar beradu argumen, dan sisanya hanya dipenuhi umpatan dan kata-kata kasar yang saling menjatuhkan. Dan bukankah dengan kita menggunakan kata-kata kasar dan tidak sopan bisa menjadi bumerang untuk negaranya sendiri karena seakan-akan mencerminkan negaranya. Kenapa kemudian kita menjadi bangga dengan meneriakkan kata-kata makian "Malingsia" atau yg lainnya. Gw jadi teringat dengan lirik lagu KOIL "Kita merasa benar-benar pintar memasyarakatkan kebodohan ini...", Ya, kita tiba-tiba merasa pintar, cerdas dan peduli dengan bangsa kita. padahal justru membuat kita semakin terlihat bodoh dengan kata-kata kotor yang kita keluarkan.
Mengutip dari kata-kata Jrx (SID) "Memaki memang mudah tapi apakah itu artinya anda seorang nasionalis? Nasionalisme itu sangat dalam dan agung, tolong jangan dimanfaatkan hanya untuk gagah-gagahan dan sekedar terdengar keren...."
Yahh, kondisi seperti inilah yang gw tangkap. Memaki kepada malaysia menjadi seperti sesuatu trend baru dan mereka tiba-tiba merasa menjadi seorang yang nasionalis dengan meneriakkan kata-kata "Malingsia". Sebuah bentuk nasionalisme yang payah kalo menurut gw...Hanya sebatas inikah bentuk nasionalisme yang kita miliki? Hanya sebatas memaki, mengumpat dan mengeluarkan semua umpatan-umpatan kasar yang kita miliki tanpa berfikir terhadap dampak yang dihasilkan nantinya...
Juga apakah setiap kali budaya kita kembali "diserang" oleh bangsa lain, kita hanya akan terus memaki dan memaki tanpa penyelesaian yang jelas.
Lalu bagaimana dengan Gw sendiri? sejujurnya, Gw malas menggunakan kata-kata tersebut, lalu apakah dengan begini gw menjadi seseorang yang tidak nasionalis?? gw menjadi tidak peduli dengan Bangsa gw sndiri?? sama sekali nggak... Gw peduli...Tapi Gw tidak bangga sama sekali menjadi warga negara "pemaki" seperti yang lain.

Ahhh...lagi-lagi gw jdi teringat lirik-lirik yang dinyanyikan KOIL dalam lagunya "Kenyataan dalam dunia fantasi"

"Nasionalisme untuk negara ini menuju kehancuran
Nasionalisme menuntun bangsa kami menuju kehancuran
"

Sabtu, 04 Juli 2009

RBT save the industry, not the music…


Ring Back Tone adalah istilah yang sudah sangat tidak asing bagi kita. Hampir setiap pengguna ponsel pasti mengetahui istilah ini. Ring back Tone atau yang sering disingkat RBT disebut sebagai penyelamat industri musik Indonesia. Seperti yang kita ketahui, penjualan musik secara fisik (baca CD atau kaset) saat ini sudah tidak bisa diandalkan lagi oleh label-label besar dalam menjual karya artis-artisnya. Penyebabnya diantaranya adalah pembajakan yang sudah tidak terkontrol, semakin populernya mp3 player sampai download musik secara illegal yang semakin menggila.

Kehadiran RBT bisa dikatakan sebagai nafas segar bagi para pelaku industri musik di Indonesia dalam mendapat keuntungan melalui artis-artisnya. Lalu dimana poin dari tulisan ini?? Apakah gw tidak setuju kalau RBT dikatakan sebagai penyelamat industri musik Indonesia?? Sejujurnya, gw sangat setuju kalau RBT dikatakan sbagai penyelamat Industri musik, tapi hanya sebatas “industri”, bukan “musik” itu sendiri.

Membingungkan? Begini…kita sudah sama-sama tahu bukan kalau RBT bisa dikatakan hanyalah musik pengiring pada saat kita akan menelfon, (nada sambung atau apalah itu namanya) dan seperti yang kita ketahui, (here’s the point) durasi RBT rata-rata hanyalah 30 detik dari tiap lagu yang dijadikan RBT oleh pengguna ponsel tersebut. Lalu apa yang kita dapatkan dari 30 detik lagu itu sendiri, apakah kita benar-benar menikmati musik dengan hanya mendengarkan potongan lagu dengan kualitas suara yang apa adanya (baca RBT) itu. Memang bagi sebagian orang, alasan mereka memasang RBT sebagai nada sambung ponsel mereka adalah, mungkin pada saat itu lagu tersebut sedang sesuai dengan suasana hatinya, disamakan dengan karakteristik si pengguna ponsel atau memang sedang menyukai lagu tersebut. Lalu, dimana mereka benar-benar mendengarkan “keutuhan” suatu lagu tersebut??(here’s another point) Pada akhirnya kita akan kembali sibuk mendownload secara illegal untuk menikmati lagu-lagu favorit kita secara keseluruhan.

Apakah ini berakhir sampai disitu? belum…

Dalam wawancaranya dengan sebuah majalah rock n roll terbesar di Indonesia (bahkan dunia) seorang musisi jenius Indonesia (I don’t wanna mention a name) pernah berkata “Penjualan fisik itu sudah mati, Kalau yang aktivasi RBT itu kelas C dan D, ya gue akan membuat musik seperti kelas C dan D….”. (Here’s the real point) Pada akhirnya “Sang pembuat musik” itu sendiri harus menyerah dengan keadaan dan sibuk memanjakan pengguna RBT dengan tidak membuat musik yang berkualitas lagi. Meskipun pendapat ini bukan berarti bisa disimpulkan sebagai pendapat umum semua musisi Indonesia. But in the end, akan muncul band-band baru dengan satu hits single yang mudah dicerna yang “dijual secara” Ring back tone. Mungkin bagi band-band besar seperti GIGI, Padi, Dewa 19, dll, mereka masih mempertahankan kualitas musik mereka. Karena mereka pernah membuat album-album “fisik” hebat berkualitas yang bisa terjual jutaan kopi pada jaman sebelum RBT mengambil alih industri. Namun bagaimana dengan band-band yang baru muncul yang dipaksa oleh label untuk membuat lagu dengan mengikuti keinginan pasar saat ini yang lebih loyal dalam mengaktivasi RBT dibanding membeli album fisik secara legal. Pada akhirnya mereka akan membuat lagu yang mudah dicerna, “terlalu” easy listening dan mudah dilupakan (kalau tidak bisa dibilang tidak berkualitas). Karena tujuan utama label mengorbitkan artis-artis barunya tidak lain adalah untuk mendapatkan aktivasi RBT sebanyak-banyaknya.

Dan kesimpulan gw adalah, Ring back Tone memang benar bila dikatakan sebagai penyelamat industri musik Indonesia saat ini, Thank’s to it… Tapi menurut gw, RBT tidak menempatkan musik ditempat yang seharusnya. Musik seharusnya berada di tempat yang jauh lebih tinggi dan terhormat daripada sekedar menjadi nada sambung pribadi. Lalu bagaimana solusi terbaik untuk kembali menempatkan musik menjadi sesuatu yang berharga? Umm..well, I don’t really know…hehe… Gw membuat tulisan ini bukan untuk memberi jalan keluar, karena gw merasa belum cukup berpendidikan mengenai musik. Gw merasa perlu membuat tulisan ini karena gw hanya seseorang yang merasa hidupnya diselamatkan oleh musik.


Music is more healing and unite than any religion...–Iris-